Narasumber kedua bernama Duasin lahir di Segeri tahun 1928. masa remaja merupakan masa bergabungnya ia ke pasukan GAPRI sebagai bagian perlengkapan. tugasnya adalah mengumpulkan berbagai alat dan perlengkapan dalam mendukung segala perjuangan yang dilakukan oleh pasukan GAPRI. menurut penuturannya dia kurang mengenal sosok pimpinan GAPRI karena pada saat itu hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menemui Maemunah di Markas sedangkan dia yang pada saat itu masih remaja dilarang untuk ikut dalam pertempuran langusng dengan Belanda. tugasnya di GAPRI hanya mengumpulkan tenaga dan mengumpulkan dana untuk mendanai segala bentuk perjuangan GAPRI. namun setahu narasamuber, Maemumah tidak pernah terjun langsung dalam pertempurang Gerilya, Maemunah hanya menetap di Markas dan mengatur segala administrasi serta memberi perintah kepada seluruh pejuang GAPRI yang ada di Majene.
Narasumber ketiga bernama H. Zainuddin Muhammad lahir di Baruga pada 25 Juni 1937. beliau lahir dan tumbuh besar di Baruga dan mejadi saksi hidup perjuangan yang dilakukan GAPRI karena rumah yang beliau tempati hanya berjarak beberapa rumah dari markas inti GAPRI. menurut penuturan beliau bahwa kesadaran Maemunah terhadap kondisi perjuang telah nampak selama ia menjadi seorang guru di Ba'babulo. selepas proklamasi kemerdekaan , Maemunah langsung meninggalkan sementara jabatannya sebagai guru di Ba'babulo. menurutnya masa kecil Maemunah tidak beda dengan masa kecil sebaigan masyarakat baruga pada saat itu. ia juga senang bermain dengan teman sebayanya dan belajar pada guru mengaji yang ada di baruga. sama halnya yang dikatakan oleh Mahmud Malisa bahwa sebelum penyapuan westerling, kebanyakan pasukan GAPRI sudah mengetahui sehari sebelumnya jadi kebanyaka pasukan GAPRI termasuk Pimpinannya yaitu Maemunah telah lari ke hutan untuk menyelamatkan diri.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar